Di tengah perubahan sosial dan tekanan kehidupan modern, seni hadir bukan hanya sebagai ekspresi, tetapi juga sebagai sarana pemulihan dan penemuan jati diri. Buku ini menawarkan perspektif baru tentang hubungan antara terapi seni, penguatan identitas budaya, dan cita-cita pembangunan nasional yang tercermin dalam Asta Cita. Melalui pendekatan multidisipliner, buku ini mengeksplorasi bagaimana seni dapat menjadi media penyembuhan emosional dan psikologis, sekaligus ruang edukatif untuk merevitalisasi nilai-nilai budaya lokal. Terapi seni tidak hanya mengobati luka-luka batin, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan budaya yang semakin terpinggirkan. Integrasi nilai-nilai budaya dengan praktik seni ditampilkan dalam beragam studi kasus dan praktik lapangan yang melibatkan komunitas, sekolah, hingga kelompok rentan. Penulis menyajikan narasi reflektif dan inspiratif tentang bagaimana praktik seni yang kontekstual mampu mendukung pencapaian tujuan Asta Cita, khususnya dalam membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, sehat secara mental, dan berdaya secara sosial. Buku ini sangat relevan bagi pendidik, terapis, pegiat budaya, dan siapa pun yang percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk membangun bangsa dari dalam melalui penyembuhan, pemulihan makna, dan penguatan identitas.